Minggu, 24 Oktober 2010

Kategori Daerah Tujuan Wisata di Pacitan












Kabupaten Pacitan, adalah sebuah wilayah administratif yang terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur , Indonesia. Ibukotanya adalah Pacitan. Terletak 276 km sebelah barat daya kota Surabaya dengan letak geografis 405’ bujur timur dan 755’ 817’ lintang selatan. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. 
Objek wisata utama di Kabupaten Pacitan berupa pantai karena wilayah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Diantara yang sudah dikembangkan dinas pariwisata daerah adalah : 


Pantai Klayar   
Pantai Klayar berada di wilayah kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, yang jaraknya kurang lebih 35 Km ke arah barat kota Pacitan. Pantai berpasir putih ini memiliki suatu keistimewaan yaitu adanya seruling laut yang sesekali bersiul di antara celah batu karang dan semburan ombak. Di samping itu juga terdapat Air Mancur Alami yang sangat Indah. Air mancur ini terjadi karena tekanan ombak air laut yang menerpa tebing karang berongga. Air memancar yang dapat mencapai ketinggian 10 meter menghasilkan gerimis dan embun air laut.


Pantai Watu Karung
Pantai Watu Karung berada di wilayah kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan, yang jaraknya kurang lebih 30 Km ke arah barat kota Pacitan. Pantai watu karung memiliki 2 sisi pemanfaatan, sebelah barat merupakan pantai berpasir putih dengan terumbu karang yang indah (kelihatan dari permukaan), sedangkan sebelah timur merupakan tempat pendaratan nelayan pencari ikan.



Pantai Srau
Pantai Srau berada di wilayah kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan, jaraknya kurang lebih 25 Km ke arah barat kota Pacitan, dapat dilalui dengan kendaraan umum dan pribadi. Pantai ini sangat cocok untuk kegiatan arena pancing samodra, dengan target utama udang lobster karang berukuran raksasa. Keistimewaan lain yang terdapat di pantai ini selain pantai berpasir putih juga bentuk pantai yang terbagi menjadi 4 sisi ruang yang menghadap ke laut masing-masing dibatasi oleh karang yang menjulang tinggi. 
 

Pantai Teleng Ria
Pantai memiliki hamparan Pasir Putih sepanjang kurang lebih 3 Km, ombak yang cukup besar menjadi surga bagi peselancar. Jarak dari Ibukota Kabupaten ke lokasi wisata hanya 3,5 Km, ke arah barat. Dapat dengan mudah dicapai dengan berbagai jenis kendaraan (becak, dokar, angkutan umum, maupun bus antar kota). Pantai ini juga bersebelahan dengan dermaga tamperan yang merupakan pelabuhan terbesar di pacitan.
Berbagai sarana yang telah dibangun di objek wisata ini antara lain adanya Gardu Pandang untuk menikmati desiran ombak laut selatan, Kolam Renang dan Arena Bermain Anak-anak, Penginapan Serba Guna Bonggo Budoyo dan Areal Perkemahan, arena Pemancingan, serta bisa menikmati  menu makanan khas Pacitan. Selain itu pantai ini juga digunakan untuk Tempat Pendaratan Ikan (TPI) sehingga pengunjung dapat membeli ikan segar.





Beberapa pantai Indah juga masih dimiliki pacitan akan tetapi aksesibilitas masih cukup sulit terutama karena fasilitas jalan raya yang masih kelas C/ jalan kabupaten. akan tetapi dengan pengerjaan Jalur Lintas Selatan Jogjakarta-Banyuwangi (pengerjaan mencapai 80%) melewati sepanjang pantai selatan diharapkan dapat membuka potensi wisata pantai yang lebih luas.

Beberapa Pantai yang juga memiliki potensi antara lain; Pantai wawaran (di Kecamatan Kebonagung), Pantai Godeg (di Kecamatan Tulakan), Pantai Sidomulyo (di Kecamatan Ngadirojo), Pantai Tawang (di Kecamatan Ngadirojo), Pantai Taman (di Kecamatan Ngadirojo), dan Pantai Bawur di Kecamatan Sudimoro yang saat ini dialih fungsikan sebagai areal dermaga PLTU kapasitas Jawa-Bali.

Pacitan juga dikenal memiliki goa-goa yang indah, diantaranya:

Goa Luweng Jaran
Luweng Jaran terdaftar pada tahun 2002 dengan panjang total mencapai 24 km. Lokasi Luweng Jaran terletak di desa Jlubang, Kec. Punung. Ditemukan pertama kali oleh penduduk setempat, di eksplorasi pertama kali oleh tim Ekspedisi Gabungan Anglo - Australian, yg didampingi oleh Penelusur Goa dari Indonesia pada tahun 1984. Pada saat itu hasil pemetaan mencapai 11 km, kemudian ekspedisi dilanjutkan setiap 2 tahun sekali. Pada tahun 1992 kembali ekspedisi dapat menggabungkan Luweng Jaran dg Luweng Punung Plente, sehingga panjang total mencapai 19 km. Goa ini sangat berbahaya pada musim hujan, karena merupakan Swallow Hole atau tempat menghilangnya sungai permukaan ke dalam gua. Cukup banyak penelusur gua yg terjebak banjir di goa ini. Menelusuri goa ini diperlukan peralatan vertikal, sumuran pertama dg kedalaman 12 meter, sampai ke teras pertama dg jarak sekitar 25 meter sebelum mencapai sumuran kedua dg kedalaman 25 meter
setelah sumuran kedua, terdapat lorong yg sangat besar, mulai disini medan dapat ditempuh tanpa peralatan vertikal. Luweng Jaran dapat disebut sebagai goa labirin, karena lorongnya bercabang-cabang dan bertingkat. Disarankan untuk membawa peta goa atau meninggalkan marker supaya tidak tersesat dalam kegiatan penelusuran di goa ini.


Goa Gong
Goa ini terletak 30 Km arah barat kota Pacitan tepatnya desa bomo kecamatan Punung dan dapat dengan mudah dijangkau dengan segala jenis kendaraan.
Goa dengan stalagtit dan stalagmit yang kono terindah se-Asia Tenggara mempunyai kedalaman kurang lebih 256 m, selain itu mempunyai 5 sendang yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, sendang Kamulyan, dan sendang Ralung Nisto yang konon memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit. Keindahan Stalagtit dan stalagmitnya sangat memukau diabadikan dengan nama Selo Cengger Bumi, Selo Gerbang Giri, Selo Citro Cipto Agung, Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro Buwono, Selo Bantaran Angin dan Selo Susuh Angin.
Fasilitas yang tersedia adalah souvenir, rumah makan, Tempat Parkir, MCK, Musholla.



Goa Tabuhan
Goa ini terletak di desa Wareng kecamatan Punung kurang lebih 40 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat. Dinamaka Goa Tabuhan karena stalagtit dan stalagmitnya  dapat ditabuh/ dipukul  menyerupai bunyi gamelan untuk mengiringi pesinden atau waranggono. Dengan keunikannya tersebut Goa ini telah dikenal luas, hingga saat ini pun juga masih banyak dinikmati wisatawan maupun seniman untuk ajang pentas seni. Goa Tabuhan konon dikenal dengan nama Tapan. Menurut penduduk setempat, dahulu dipakai untuk bertapa. Bahkan dalam sejarah perjuangan, pahlawan Sentot Prawirodirjo salah satu pengikut setia Pangeran diponegoro pernah bersembunyi dan bertapa di tempat tersebut, juga Pangeran Sambernyawa.
Fasilitas yang ada seperti Musholla dan souvenir (Aneka produk batu Mulia/Akik).




Selain yang sudah dikembangkan di atas, pacitan juga masih memiliki potensi goa yang tidak kalah menarik, sama-sama dalam prosesnya terbentuk karena resapan air pada permukaan batuan kapur. Di antaranya : Goa Putri dan Goa Kendil (di Kecamatan Punung), Goa Pentung, Goa Papringan, Goa Somopuro (di Kecamatan Tulakan).

Pacitan juga memiliki objek wisata kesehatan, yaitu :

Pemandian Air Hangat
Pemandian ini diberi nama “ Tirta Husada “. Aksesibilitas ke obyek wisata ini relatif mudah, dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dengan kondiri jalan baik, kurang lebih 15 Km ke arah utara/ arah ponorogo dari Kota Pacitan, tepatnya di kecamatan Arjosari. 
Di pemandian air hangat ini ada 4 kolam dan satu tempat untuk spa. Kolam tersebut terbagi atas 1 kolam induk, 2 kolam untuk dewasa dan 1 kolam untuk anak-anak.
Mata air yang mengandung belerang dalam batas normal masih menyimpan berbagai khasiat dan manfaat utamanya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.






Beberapa Faktor yang menunjang Pariwisata di pacitan :
Transportasi
Ibukota Kabupaten Pacitan terletak 101 km sebelah selatan Kota Madiun. Terminal utama adalah terminal Baleharjo. Akses jalan dari Utara (Ponorogo) dan dari Timur (Trenggalek) yang cukup banyak tikungan tajam masih menjadi kendala utama transportasi, sementara akses jalan barat ke arah jawa tengah ada 2 pilihan, yaitu melewati jalur selatan dengan rute lebih panjang namun jalan relatif lebar atau melewati rute Sedeng dengan jarak tempuh lebih pendek namun harus melewati tanjakan sedeng barat (desa sedeng) yang cukup tajam, sehingga bus besar tidak memungkinkan lewat jalur ini. Untuk anda yang ingin mencoba rute ini, diingatkan agar kendaraan anda dalam kondisi prima.

Rute terjauh dari akses jalur timur adalah ke Surabaya yang dilayani bus besar patas AC, namun dalam 1 hari hanya ada 4x pemberangkatan dari dan ke Pacitan, yakni pukul 04.00, 10.00, 14.00,  dan 24.00.

Rute selanjutnya adalah Ponorogo - Pacitan dilayani bus 3/4, armada tipe ini cukup banyak sehingga dalam 1 hari setiap 30 menit ada pemberangkatan bus dari terminal Baleharjo.

Rute barat ke solo/ surakarta dilayani bus AKAP dengan jumlah yang cukup banyak, namun hanya beroperasi dari jam 05.00 hingga 17.00, sementara dari solo/ surakarta dilayani 24 jam. Untuk rute barat yang lewat Sedeng hanya dilayani kendaraan umum tipe kecil seperti colt dan carry dengan pemberhentian terakhir di Kecamatan Punung.

Sarana Pendukung Pariwisata
Salah satu pendukung kepariwisataan adalah adanya hotel yang refresentatif untuk kenyamanan para wisatawan, beberapa hotel yang ada di Kabupaten Pacitan masih katagori hotel melati yang jumlahnya 7 buah.
Meliputi ; Hotel Graha Prima dan Hotel Bonggo Budoyo (di sekitar Pantai Teleng Ria), Hotel Bali Queen, Hotel Remaja, Hotel Pacitan (ketiganya di jalan ahmad yani/ pusat kota), Hotel Srikandi (di jalan Panglima Sudirman Arjowinangun), Hotel Remaja (di Jalan Gatot Subroto Baleharjo). 

Akhirnya, Selamat berkunjung ke wisata Pacitan....

KETAHANAN PANGAN DAN PEMBANGUNAN PEDESAAN DI INDONESIA

Tantangan pangan Indonesia kedepan: • Semakin berkurangnya lahan pertanian akibat konversi yang mengancam   keberlanjutan produksi dan kuali...