Persebaran makhluk hidup di muka
bumi tidak merata. Persebaran flora dan fauna dipelajari dalam biogeografi.
Dalam pemabahasannya, biogeografi menggunakan 2 pendekatan, yaitu biogeografi
sejarah dan biogeografi ekologi.
1. Biogeografi
sejarah adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan sudut pandang
perkembangan dan evolusi kelompok organisme, iklim, migrasi, gerakan bumi pada
masa lalu, serta hubungan ekologis masa lalu dengan masa sekarang.
2. Biogeografi
ekologi adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan sudut pandang
interaksi antarorganisme, interaksi organisme dengan lingkungan dan pengaruh
interaksinya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Persebaran Flora dan Fauna
Persebaran flora dan fauna
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu faktor penyebab, sarana dan juga
hambatan persebaran.
a. Hal-hal penyebab persebaran
Terjadinya
persebaran makhluk hidup, khususnya persebaran spesies hewan dipengaruhi
hal-hal berikut ini.
1). Tekanan populasi, yaitu makin banyak populasi
menyebabkan persediaan bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya,
sehingga suatu spesies hewan harus bermigrasi untuk mencari makanan di tempat
yang lain.
2). Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya
suatu spesies hewan untuk terus berada di daerah yang ditempati.
b. Sarana Persebaran
Sarana yang
digunakan sebagai media dalam persebaran flora dan fauna adalah berikut ini.
1) . Udara, yaitu melalui hembusan angin atau melalui
kekuatan terbang.
2). Misalnya, persebaran rumput gulung. Rumput
gulung yang banyak tumbuh di daerah sekitar pantai, jika sudah kering biasanya
mudah sekali diterbangkan oleh angin sehingga rumput gulung dapat tumbuh di
tempat lain.
3). Air, yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa
oleh arus air khususnya benda-benda yang terapung. Misalnya: migrasi ikan atau
binatang lain melalui berenang.
4). Pengangkutan oleh manusia, baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.
5).. Misalnya hewan atau tumbuhan yang sengaja
didatangkan dari daerah asalnya untuk dibudidayakan di daerah lain.
6). Lahan, yaitu karena adanya gerakan suatu spesies
di daratan.
c. Hambatan (Barier)
Persebaran
Persebaran
flora dan fauna menjadi terhambat oleh adanya berbagai fenomena geosfer. Pada
umumnya faktor-faktor yang menjadi penghambat persebaran flora dan fauna
meliputi hal-hal berikut.
1) Hambatan
iklim
Unsur iklim yang
dapat menjadi penghambat dalam persebaran flora dan fauna antara lain kondisi
temperatur, kelembapan udara, dan curah hujan. Misalnya flora dan fauna di
daerah tropika tentu sajaberbeda dengan flora dan fauna di daerah sedang.
2) Hambatan
Edafik (Tanah)
Kondisi tanah
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena tanaman memerlukah
unsure hara, udara, dan air yang cukup untuk dapat menjamin kehidupannya.Adapun
bagi hewan, kondisi tanah berpengaruh terhadap kemampuan hewan dalam menggali
tanah bagi hewan yang hidup di dalam tanah.
3) Hambatan
Geografis
Kondisi
geogratis yang dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna
terutama berhubungan dengan bentang alam seperti samudra, padang pasir, sungai,
dan pegunungan.
4) Hambatan
Biologis
Hambatan biologis
dalam persebaran flora dan fauna antara lain habitat yang tidak sesuai lagi dan
tidak cocok untuk kelangsungan hidup, tidak ada persediaan makanan, dan karena
adanya preda-tor sehingga hewan dapat bermigrasi ke tempat lain yang dapat
menjamin kelangsungan hidupnya.
Faktor-Faktor
Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna
Keanekaragaman flora dan fauna di
suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan
yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan
dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan
lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada
daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap
keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non
fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang
termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin),
air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah
manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
· Iklim
(Klimatik)
Faktor
iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat
besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar
matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang
berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga
berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau
sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar
matahari. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang
mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah
dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila
hidup di daerah tropis yang beriklim panas.
·
Tanah (Edafik)
Tanah
banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di
dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan
struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga
memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya
terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara
dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan
keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
·
Air (Hidrofik)
Air
mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari
iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat
berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah
yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun,
hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan
tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
·
Tinggi rendahnya
permukaan bumi
(Fisiografik)
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya
dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian
tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan
laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut.
Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar
0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah
tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah
tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap
jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah
tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
·
Manusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan
(Biotik)
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar