Senin, 14 November 2011

Sejarah Geologi Menentukan Kekayaan Hayati


Mengapa terdapat wilayah-wilayah biogeografi yang berbeda-beda di Bumi ini ? 
Kuncinya terletak pada geologi dan iklim di Bumi kita yang terus berubah (Whitmore, 1981; 1987). Maka, sejarah geologi dan paleoklimatologi akan menentukan asal muasal kekayaan hayati. Nusantara secara geologi dibentuk oleh perbenturan dua massa fragmen benua : Laurasia di utara dan Gondwana di selatan. Sejarahnya dimulai ketika bagian benua selatan Gondwana retak dan terapung ke utara pada sekitar 140 juta tahun yang lalu (tyl) (ujung Yura). Tumbuhan berbunga telah mulai berevolusi pada saat Benua Gondwana terdisintegrasi. Baik flora maupun fauna dapat mencapai Nusantara tanpa perlu menyeberangi air melalui tiga rute : Laurasia, Gondwana via Australia, atau Gondwana via India kemudian diikuti migrasi ke tenggara.


Beberapa kelompok fauna pada saat itu pun bisa terisolasi dan tetap keadaannya seperti ditemukan sekarang. Pada 55 juta tahun yang lalu (Eosen), pecahan fragmen Gondwana membentur Laurasia. Sekitar 40 juta tyl, fragmen Asia Tenggara (Daratan Sunda) telah mencapai khatulistiwa dan menempati posisi yang sama dengan yang sekarang.

Migrasi flora dan fauna Laurasia bisa terjadi di Daratan Sunda tanpa menyeberangi masa air. Migrasi yang sama terjadi juga di zaman Kuarter saat glasiasi menurunkan muka laut sampai 180 meter. Pada 40 juta tyl itu, juga benturan fragmen benua Gondwana dan kerak samudera di Lautan Pasifik telah mengangkat Pegunungan Tengah Papua dan memperluas wilayah Papua. Tentu, ini akan mempengaruhi spesiasi flora dan fauna.

Benturan berikutnya terjadi pada 15 juta tahun yang lalu (Miosen Tengah) saat fragmen-fragmen benua Australia/Niugini membentur Sulawesi. Pada masa itu, fragmen-fragmen Australia membawa flora dan fauna Gondwana dan membentur flora dan fauna Sulawesi Barat yang telah banyak dikolonisasi biota Laurasia. Garis batas Wallace (Selat Lombok ke Selat Makasar) adalah salah satu batas zoogeografi di Bumi yang paling tajam dan paling dramatik yang membatasi zone kontak antara fauna-fauna Laurasia dan Gondwana.

Selama periode Plistosen, semua pulau di sebelah barat Garis Wallace dihubungkan oleh daratan sampai Asia. Oleh karenanya pulau2 ini memiliki jenis fauna yang sama. Papua dan Aru di sebelah timur Garis Wallace berhubungan dengan Australia dengan fauna yang khas Australia. Di daerah Wallace, yaitu Maluku, Sulawesi dan pulau-pulau Nusa Tenggara tidak mempunyai hubungan dengan benua-benua di sekitarnya. Maka daerah Wallace miskin fauna dan flora, tetapi tingkat endemisitasnya (kekhasan) tinggi. Di samping itu, terdapat perpaduan antara biota Asia (Laurasia) dan Australia (Gondwana).

Kekayaan spesies melalui proses spesiasi dan tingkat endemik flora-fauna akan ditentukan oleh ukuran pulau, ketinggian, habitat, dan lokasi geografi. Jumlah spesies di sebuah pulau akan ditentukan oleh luas pulau dan angka perimbangan kepunahan lokal dan migrasi. Pulau besar punya spesies lebih banyak, pulau terisolasi punya spesies lebih sedikit. Tingkat endemisitas banyak dipengaruhi oleh faktor isolasi geografik. Semakin terisolasi semakin endemik. Ketinggian juga mempengaruhi kelimpahan spesies. Semakin tinggi spesies semakin berkurang. Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas dan memahami sejarah geologi (tektonik) suatu wilayah, maka dapat dipahami dan diprediksi bagaimana kekayaan keanekaragaman hayati wilayah tersebut. Sejarah geologi akan menentukan jumlah unit biogeografi.

Sumber Artikel : Awang Harun Satyana (Eksplorasi BPMIGAS)

Tidak ada komentar:

Materi Geografi Kelas 11 SMA KurMer

Semester 1 Posisi Strategis Indonesia dan Potensi Sumber Daya Alam Letak Indonesia Secara Astronomis Luas Wilayah Indonesia Batas Wilayah In...